Jika taqdirNya berubah, itu krn IzinNya & stlh taqdir sebelumnya direspon dg action sepenuh hati bersamaNya dan dg Caranya.
Ketika semua taqdir-Nya sudah ditetapkan di lauhul-mahfudz dan ketika Dia menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka yang tersisa pada diri manusia hanyalah meRESPON taqdir-Nya dengan ACTION sepenuh hati bersama-Nya dan dengan cara-Nya. Kemudian selebihnya adalah hak prerogatif- Nya.
Walau taqdir telah ditetapkan jauh hari sebelum makhluk diciptakan, Dia dapat menembus lorong waktu ke masa lalu untuk merubahnya. Kemudian dengan ke-Maha-Kuasa-anNya, Dia turunkan kembali taqdir yang-telah-dirubah-tersebut ke muka bumi dan mensinkronkannya dengan taqdir yang sudah Dia tetapkan sebelumnya. Bagi Tuhan YME, tidak ada lagi yang namanya dimensi waktu. Yang lalu, sekarang dan yang akan datang menjadi satu kesatuanNya.
Ketika semua taqdir-Nya sudah ditetapkan di lauhul-mahfudz dan ketika Dia menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka yang tersisa pada diri manusia hanyalah meRESPON taqdir-Nya dengan ACTION sepenuh hati bersama-Nya dan dengan cara-Nya. Kemudian selebihnya adalah hak prerogatif- Nya.
Walau taqdir telah ditetapkan jauh hari sebelum makhluk diciptakan, Dia dapat menembus lorong waktu ke masa lalu untuk merubahnya. Kemudian dengan ke-Maha-Kuasa-anNya, Dia turunkan kembali taqdir yang-telah-dirubah-tersebut ke muka bumi dan mensinkronkannya dengan taqdir yang sudah Dia tetapkan sebelumnya. Bagi Tuhan YME, tidak ada lagi yang namanya dimensi waktu. Yang lalu, sekarang dan yang akan datang menjadi satu kesatuanNya.