0 Comments
Bisa jadi akan sombong karena merasa bisa banyak memberi dan yang menerima juga belum tentu butuh
Sesungguhnya Tuhan mengirim orang tersebut agar kita menjadi manusia bermanfaat!
Cukuplah mengingatkan orang tersebut bhw Rasulullah mengajarkan untuk membayar keringat orang sebelum keringat tersebut mengering Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-taqdir-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakku, serta -berilah aku ilham juga- untuk -selalu menindaklanjutinya dengan- mengerjakan amal saleh -berupa ACTION yang nyata- yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang saleh" (Q.027: 019).
meyakini dulu bhw Ke-tidak-khusyu'an itupun datang dari Tuhan juga lalu meng-istighfar-kannya.
Mereka ber-angan2 mendptkan sedetik saja untuk hidup beribadah
hati (nurani) berupaya memahami menemani dan mengarahkannya
Sebaliknya merespon taqdir dengan action sepenuh hati bersamaNya dan dengan caraNya justru menghasilkan energi yang begitu besar.
wudlu yg sesuai dengan tuntunan Rasul dg air yg seminimal mungkin
Jika taqdirNya berubah, itu krn IzinNya & stlh taqdir sebelumnya direspon dg action sepenuh hati bersamaNya dan dg Caranya.
Ketika semua taqdir-Nya sudah ditetapkan di lauhul-mahfudz dan ketika Dia menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka yang tersisa pada diri manusia hanyalah meRESPON taqdir-Nya dengan ACTION sepenuh hati bersama-Nya dan dengan cara-Nya. Kemudian selebihnya adalah hak prerogatif- Nya. Walau taqdir telah ditetapkan jauh hari sebelum makhluk diciptakan, Dia dapat menembus lorong waktu ke masa lalu untuk merubahnya. Kemudian dengan ke-Maha-Kuasa-anNya, Dia turunkan kembali taqdir yang-telah-dirubah-tersebut ke muka bumi dan mensinkronkannya dengan taqdir yang sudah Dia tetapkan sebelumnya. Bagi Tuhan YME, tidak ada lagi yang namanya dimensi waktu. Yang lalu, sekarang dan yang akan datang menjadi satu kesatuanNya. |
Wordage:kumpulan kata singkat, Ketika semua taqdir-Nya sudah ditetapkan di lauhul-mahfudz dan ketika Dia menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka yang tersisa pada diri manusia hanyalah meRESPON taqdir-Nya dengan ACTION sepenuh hati bersama-Nya dan dengan cara-Nya. Kemudian selebihnya adalah hak prerogatif- Nya.
Archives
November 2015
Categories |